1. Nama museum dan alamatnya.
jawab :
Museum Nasional Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat 12, Jakarta Pusat, DKI Jaya, Indonesia
2. Profil museum
Museum Nasional Republik Indonesia adalah salah satu wujud pengaruh Eropa, terutama semangat Abad Pencerahan, yang muncul pada sekitar abad 18. Gedung ini dibangun pada tahun 1862 oleh Pemerintah Belanda di bawah Gubernur-Jendral JCM Radermacher sebagai respons adanya perhimpunan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang bertujuan menelaah riset-riset ilmiah diHindia Belanda. Museum ini diresmikan pada tahun 1868, tapi secara institusi cikal bakal Museum ini lahir tahun 1778, tepatnya tanggal 24 April, pada saat pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen oleh pemerintah Belanda. Radermacher menyumbang sebuah gedung yang bertempat di Jalan Kalibesar beserta dengan koleksi buku dan benda-benda budaya sehingga menjadi dasar untuk pendirian museum.
Di masa pemerintahan Inggris di bawah pimpinan Sir Thomas Stamford Raffles (1811-1816), yang juga berlaku sebagai Direktur dari Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen memerintahkan pembangunan gedung baru yang terletak di Jalan Majapahit No.3. Gedung ini digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dahulu bernama "Societeit de Harmonie".) Gedung ini sekarang berada di kompleks Sekretariat Negara.
Di tahun 1862, setelah koleksi memenuhi museum di Jalan Majapahit, pemerintah Hindia-Belanda mendirikan gedung baru yang berlokasi di Jalan Merdeka Barat No.12. Gedung ini dibuka untuk umum pada tahun 1868.
Museum Nasional dikenal sebagai Museum Gajah sejak dihadiahkannya patung gajah perunggu oleh Raja Chulalongkorn dari Thailandpada 1871. Tetapi pada 28 Mei 1979, namanya resmi menjadi Museum Nasional Republik Indonesia. Kemudian pada 17 September 1962, Lembaga Kebudayaan Indonesia yang mengelolanya, menyerahkan Museum kepada pemerintah Republik Indonesia. Sejak itu pengelolaan museum resmi oleh Direktorat Jendral Sejarah dan Arkeologi, di bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Tetapi mulai tahun 2005, Museum Nasional berada di bawah pengelolaan Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Catatan di website Museum Nasional Republik Indonesia pada tahun 2001 menunjukkan bahwa koleksinya telah mencapai 109.342 buah. Jumlah koleksi itulah yang membuat museum ini dikenal sebagai yang terlengkap di Indonesia. Pada tahun 2006 jumlah koleksinya sudah melebihi 140.000 buah, tapi baru sepertiganya saja yang dapat diperlihatkan kepada khalayak.
3.Apa koleksinya
Arca Adityawarman sebagai Bhairawa, salah satu kekayaan koleksi masa Hindu-Buddha.
Gambar Prasasti dari Singosari, Malangbertarikh tahun 1351 Masehi. Prasasti yang merupakan koleksi Museum yang juga dikenal sebagai Museum Gajah ini, terkenal karena menyebut nama Mada yang kemungkinan berkaitan dengan tokoh Gajah Mada.
4. Berepa harga tiket
Tiket masuk museum seharga Rp 5.000,00. Perlu Teman ketahui pula, di masa lalu harga tiket masuk Museum Nasional hanyalah Rp 750,00. Tiket dibeli di loket yang menyatu dengan lobi museum.
5.Manfaat yang dapat d'peroleh dari museum..
Semua orang setuju Museum merupakan tempat yang kaya akan berbagai informasi yang diperlukan oleh manusia yang berfikir. Tetapi tidak semua orang menyadari pentingnya untuk berkunjung ke Museum dan mempelajari apa yang dipamerkannya.
“museum merupakan tempat yang megasyikkan untuk berwisata dan belajar”.
Akhirnya melalui pemanfaatan Museum sebagai sumber belajar diharapkan keberadaan Museum tidak lagi hanya dianggap sebagai penghias dan pelengkap kota, tetapi dapat menjadi pusat transformasi nilai dan pengetahuan dari generasi pendahulu kepada generasi sekarang dan generasi yang akan datang. Melalui kegiatan ini diharapkan tumbuh kesadaran di masyarakat, terutama generasi muda, bahwa berkunjung ke Museum merupakan sesuatu yang bermanfaat dan mengasyikkan.
2 .
1. Nama museum dan alamatnya
.
[MU] MUSEUM FATAHILAH (MUSEUM SEJARAH) JAKARTA
Jl. Jalan Pintu Besar Utara
Kel. Pinangsia, Kec. Taman Sari
Kota Jakarta Barat 11110
Zone : Mangga Dua
2 . Profil Museum
Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.
Gedung ini dulu adalah sebuah Balai Kota (bahasa Belanda: Stadhuis) yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jendral Johan van Hoorn. Bangunan itu menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.
3. Apa Koleksinya
Salah satu koleksi meriam di Museum Fatahillah
Perbendaharaannya mencapai jumlah 23.500 buah berasal dari warisan Museum Jakarta Lama (Oud Batavia Museum), hasil upaya pengadaan Pemerintah DKI Jakarta dan sumbangan perorangan maupun institusi. Terdiri atas ragam bahan material baik yang sejenis maupun campuran, meliputi logam, batu, kayu, kaca, kristal, gerabah, keramik, porselen, kain, kulit, kertas dan tulang. Di antara koleksi yang patut diketahui masyarakat adalam Meriam si Jagur, sketsel, patung Hermes, pedang eksekusi, lemari arsip, lukisan Gubernur Jendral VOC Hindia Belanda tahun 1602-1942, meja bulat berdiameter 2,25 meter tanpa sambungan, peralatan masyarakat prasejarah, prasasti dan senjata.
Koleksi yang dipamerkan berjumlah lebih dari 500 buah, yang lainnya disimpan di storage (ruang penyimpanan). Umur koleksi ada yang mencapai lebih 1.500 tahun khususnya koleksi peralatan hidup masyarakat prasejarah seperti kapak batu, beliung persegi, kendi gerabah. Koleksi warisan Museum Jakarta Lama berasal dari abad ke-18 dan 19 seperti kursi, meja, lemari arsip, tempat tidur dan senjata. Secara berkala dilakukan rotasi sehingga semua koleksi dapat dinikmati pengunjung. Untuk memperkaya perbendaharaan koleksi museum membuka kesempatan kepada masyarakat perorangan maupun institusi meminjamkan atau menyumbangkan koleksinya kepada Museum Sejarah Jakarta.
4.Berapa Harga Tiket
Harga tiket untuk dewasa hanya sebesar Rp 2000. Sedangkan bagi pelajar dan mahasiswa Rp 1000. Sedangkan anak-anak sebesar Rp 600. Apabila pengunjung datang secara rombongan minimal 20 orang, harga tiket akan lebih murah, yakni Rp 1500 untuk dewasa, Rp 750 untuk pelajar dan mahasiswa, serta Rp 500 untuk anak-anak. "Mengunjungi museum memberikan banyak manfaat," ucapnya.
5. Manfaat yang dapat diperoleh dari museum
sejak tahun 2001 sampai dengan 2002 Museum Sejarah Jakarta menyelenggarakan Program Kesenian Nusantara setiap minggu ke-II dan ke-IV untuk tahun 2003 Museum Sejarah Jakarta memfokuskan kegiatan ini pada kesenian yang bernuansa Betawi yang dikaitkan dengan kegiatan wisata kampung tua setian minggu ke III setiap bulannya.
Selain itu, sejak tahun 2001 Museum Sejarah Jakarta setiap tahunnya menyelenggarakan seminar mengenai keberadaan Museum Sejarah Jakarta baik berskala nasional maupun internasional. Seminar yang telah diselenggarakan antara lain adalah seminar tentang keberadaan museum ditinjau dari berbagai aspek dan seminar internasional mengenai arsitektur gedung museum.
Untuk merekonstruksi sejarah masa lampau khususnya peristiwa pengadilan atas masyarakat yang dinyatakan bersalah, ditampilkan teater pengadilan dimana masyarakat dapat berimprovisasi tentang pelaksanaan pengadilan sekaligus memahami jiwa zaman pada abad ke-17.
3.
1. Nama Museum dan Alamatnya
1. Nama Museum dan Alamatnya
Wayang di Museum Wayang Kekayon
Museum ini berada di Jl. Raya Yogya-Wonosari Km. 7, kurang lebih 1 km dari Ring Road Timur.
2. Profil Museum

Di pojok kiri depan museum, terdapat kompleks bangunan manusia purba yang menggambarkan asal muasal manusia Indonesia. Sedangkan di kiri belakang museum terdapat kartasaru yang menggambarkan penyempurnaan cerita wayang pada abad 18 oleh pujangga Kraton Surakarta bernama Yododipuro dari Kakawin Ramayana menjadi Serat Ramayana.
Kejayaan Majapahit yang berhasil mempersatukan hampir seluruh wilayah Indonesia saat ini, bahkan hingga wilayah Malaysia dan Thailand sekarang digambarkan dengan kompleks menara air. Simbol kemajuan peradaban Islam di Indonesia dilambangkan oleh Menara Kudus. Kompleks Pancuran Bidadari yang berada di kiri tengah museum melambangkan pengaruh bangsa Belanda yang menjajah Indonesia selama 350 tahun.
Kejayaan Majapahit yang berhasil mempersatukan hampir seluruh wilayah Indonesia saat ini, bahkan hingga wilayah Malaysia dan Thailand sekarang digambarkan dengan kompleks menara air. Simbol kemajuan peradaban Islam di Indonesia dilambangkan oleh Menara Kudus. Kompleks Pancuran Bidadari yang berada di kiri tengah museum melambangkan pengaruh bangsa Belanda yang menjajah Indonesia selama 350 tahun.
3. koleksi Museum



Wayang kulit Wayang golek Wayang China
Koleksi Wayang di dalam Museum ini terdiri dari beberapa perangkat Wayang Kulit, Wayang Golek, berbagai topeng, wayang kaca, wayang seng, lukisan dan boneka-boneka dari luar negeri. Beberapa koleksi langka dari Nusantara antara lain Wayang Intan, Wayang Suket, Wayang Beber dan Wayang Revolusi. Di dalamnya juga ada boneka terkenal lho, yaitu si Unyil dan teman-temannya, yang sempat ditayangkan di TVRI tahun 80an.
4. Harga Tiket
Dewasa : Rp 2.000
Mahasiswa : Rp 1.000
Anak-anak : Rp 600
5. Manfaatnya dan Tujuan
5. Manfaatnya dan Tujuan
Tujuan Pendirian, Museum Wayang Kekayon Yogyakarta adalah untuk melestarikan kebudayaan wayang dan hal-hal yang terkait dengan tujuan tersebut. Sebagai tujuan wisata, museum itu memiliki fungsi pendidikan, wahana penelitian, dan rekreasi.
(uky). 4.
1. Nama dan Alamatnya Museum Purna Bhakti Pertiwi
1. Nama dan Alamatnya Museum Purna Bhakti Pertiwi
Jl. Taman Mini I, Taman Mini Indonesia Indah,Jakarta 13560, Indonesia
2.Profill Museum
Museum Purna Bhakti Pertiwi (MPBP) didirikan oleh Yayasan Purna Bhakti Pertiwi atas prakarsa Alm. Ibu Tien Soeharto. Museum yang berada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ini berisi koleksi benda-benda dan cindera mata yang bersangkut-paut dengan perjalanan pengabdian Presiden Republik Indonesia Ke-2, Alm. HM Soeharto. Jika berkunjung ke TMII, rasanya kurang lengkap jika tidak mengunjungimuseum ini.
Museum ini diresmikan pada tanggal 23 Agustus 1993 oleh Alm. Presiden Soeharto bertepatan dengan hari ulang tahun ke-70 Alm. Ibu Tien Soeharto, penggagas pendirian museum ini. Luas bangunan museum 25.095 meter persegi di atas tanah seluas 19,7 hektar.
MPBP berisi ribuan barang yang semua punya sangkut dengan peran sejarah pengabdian Alm. mantan Presiden Soeharto, sejak bundel-bundel naskah pidatonya, senapan yang dipakai di masa revolusi, baju-baju dinas militer, sampai KRI Harimau, kapal perang yang digunakan dalam Operasi Mandala dan pembebasan Irian Jaya tahun 1963.
Sebelumnya sebagian besar koleksi ini dirawat dan disimpan Alm. Ibu Tien Soeharto sebagai pendamping setia Pak Harto. Kemudian, Ibu Tien menyadari bahwa pengalaman hidup Pak Harto bukanlah hanya milik keluarga. Pak Harto adalah milik bangsa Indonesia. Maka, koleksi barang-barang pribadi dan cinderamata yang dimilikinya harus dinikmati oleh khalayak ramai. Tentu, tempat yang paling baik untuk itu adalah di museum.
3.koleksinya..
Ruang Utama diapit empat tumpengan warna kuning. Ruang terdepan adalah Ruang Perjuangan, dikitari Ruang Khusus, Ruang Asthabrata, dan Ruang Perpustakaan. Ruang Perjuangan berbentuk kerucut berukuran sedang seluas 1.215 meter persegi terletak di bagian barat kelompok Ruangan Utama. Ruang Khusus seluas 567 meter persegi terletak di bagian utara. Ruang Asthabrata seluas 1.215 terletak di bagian timur. Dan Ruang Perpustakaan seluas 567 meter persegi di bagian selatan.
Di Ruang Utama tersimpan berbagai ragam cinderamata persembahan Tamu Negara RI, kenalan atau sahabat Presiden Soeharto. Tetapi juga ada cinderamata persembahan tamu-tamu atau pejabat dalam negeri. Semua cinderamata tersimpan dalam kotak kaca.
Di antaranya, cinderamata pemberian PM Kamboja Hun Sen dan PM Malaysia Mahathir Mohamad masing-masing berupa tempat sirih terbuat dari perak. Dari PM Belanda Lubbers berupa patung burung dara terbuat dari perak, Presiden Meksiko Carlos Salinas de Gortari berupa kerajinan perak berbentuk labu, dan Presiden Kazakstan Nursultan Nazarbayev berupa seperangkat piring perak. Masih banyak lagi.
Masih di Ruang Utama berbentuk lingkaran dan luas itu, terdapat replika Peraduan Putri China. Replika ini terbuat dari batu giok-jadeite berwarna hijau dan berasal dari Propinsi Yunnan, China. Konon replika dengan ukuran panjang 2,77 meter, lebar 2,14 meter, dan panjang 3,04 meter itu meniru peraduan putri China pada masa Dinasti Sung (960-1279) dan Dinasti Ming (1384-1644).
Koleksi Museum Purna Bhakti Pertiwi patung
kuda dari bebatuan Cina
koleksi : Bpk. Sudwikatmono, dihibahkan ke: Museum Purna Bhakti Pertiwi
4.Harga Tiket
Karcis tanda masuk seharga Rp 2.000 (dewasa) dan Rp 1.000 (anak-anak), pengunjung dapat menikmati koleksi musuem ini pada hari Senin - Sabtu dari pukul 9.00 WIB hingga 16.00 WIB, sedangkan pada hari minggu, dibuka pada pukul 9.00 WIB hingga 18.00 WIB. Setiap pengunjung diantar pulang-pergi oleh empat kendaraan "jeepney" tanpa dipungut biaya lagi. 5. Manfaat didirikan Museum
Proses menciptakan makna atau interpretasi sebuah koleksi dapat menjadi sebuah kekuatan yang mampu menjadi media antara institusi museum dengan sebuah masyarakat. Pesan yang disampaikan melalui konsep pameran adalah bentuk komunikasi dalam menyampaikan pesan yang berupa visi atau misi lembaga museum. Pada akhirnya konsep mediasi dengan masyarakat melalui pameran akan merangsang pengunjung membangun sendiri pengetahuanya dan secara psikologis menimbulkan rasa nyaman bagi mereka selama kunjungan berlangsung.
[sunting] 5. 1. Nama dan Alamat Museum Sumpah Pemuda Jalan Kramat Raya No. 106,
2. Profil Museum
Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong [1].Di gedung milik Sie Kok Liong ini pernah tinggal beberapa tokoh pergerakan, sepertiSejak 1925 gedung Kramat 106 menjadi tempat tinggal pelajar yang tergabung dalam Jong Java. Mereka kebanyakan pelajar Sekolah Pendidikan Dokter Hindia alias Stovia[2]. Aktivis Jong Java menyewa bangunan 460 meter persegi ini karena kontrakan sebelumnya di Kwitang terlalu sempit untuk menampung kegiatan diskusi politik dan latihan kesenian Jawa. Anggota Jong Java dan mahasiswa lainnya menyebut gedung ini Langen Siswo.Sejak 1926, penghuni gedung ini makin beragam. Mereka kebanyakan aktivis pemuda dari daerahnya masing-masing. Kegiatan penghuni gedung itu juga makin beragam. Selain kesenian, mahasiswa di gedung ini aktif dalam kepanduan dan olahraga. Gedung ini juga menjadi markas Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI), yang berdiri pada September 1926, usai kongres pemuda pertama. Penghuni kontrakan, dengan payung PPPI, sering mengundang tokoh seperti Bung Karno untuk berdiskusi. Para pelajar menyewa gedung itu dengan tarif 12,5 gulden per orang setiap bulan, atau setara dengan 40 liter beras waktu itu. Mereka memiliki pekerja yang mengurus rumah yang dikenal dengan nama Bang Salim.Pemerintah Hindia-Belanda selalu mengawasi dengan ketat kegiatan rapat pemuda. Pemerintah memang mengakui hak penduduk di atas 18 tahun mengadakan perkumpulan dan rapat. Namun bisa sewaktu-waktu memberlakukan vergader-verbod atau larangan mengadakan rapat, karena dianggap menentang pemerintah. Setiap pertemuan harus mendapat izin dari polisi. Setelah itu, rapat dalam pengawasan penuh Politieke Inlichtingen Dienst (PID), semacam dinas intelijen politik. Rumah 106 ini juga selalu dalam kuntitan dinas intelijen ini, termasuk rapat ketiga Kongres Pemuda II.Di gedung ini juga muncul majalah Indonesia Raya, yang dikelola PPPI. Karena sering dipakai kegiatan pemuda yang sifatnya nasional, para penghuni menamakan gedung ini Indonesische Clubhuis, tempat resmi pertemuan pemuda nasional. Sejak 1927, mereka memasang papan nama gedung itu di depan. Padahal Gubernur Jenderal H.J. de Graff sedang menjalankan politik tangan besi.Kegiatan pemuda dialihkan ke Jalan Kramat 156 setelah para penghuni Kramat 106 tidak melanjutkan sewanya pada 1934. Gedung itu lalu disewakan kepada Pang Tjem Jam sebagai tempat tinggal pada 1937-1951. Setelah itu, gedung disewa lagi oleh Loh Jing Tjoe, yang menggunakannya sebagai toko bunga dan hotel. Gedung Kramat 106 disewa Inspektorat Bea dan Cukai untuk perkantoran pada 1951 - 1970.[3]Pada 1968, Sunario berprakarsa mengumpulkan pelaku sejarah Sumpah Pemuda, dan meminta kepada Gubernur DKI mengelola dan mengembalikan gedung di Kramat Raya 106 milik Sie Kong Liangyang telah berganti-ganti penyewa dan pemilik kepada bentuknya semula. Tempat ini disepakati menjadi Gedung Sumpah Pemuda, tetapi usulan mengganti nama jalan Kramat Raya menjadi jalan Sumpah Pemuda belum tercapai.[4]Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.[5]
3. KoleksiKoleksi dari museum ini antara lain:- Foto kegiatan organisasi pemuda, sebanyak 2.117 koleksi.
- Bendera organisasi, sebanyak 35 koleksi.
- Stempel, sebanyak 11 koleksi
- Biola Wage Rudolf Supratman, sebanyak 1 koleksi
- Patung dada tokoh pemuda, sebanyak 8 koleksi.
- Patung tokoh pemuda, sebanyak 11 koleksi.
- Perlengkapan pandu, sebanyak 9 koleksi.
- Jaket angkatan 1966, sebanyak 2 koleksi.
- Kursi, sebanyak 5 koleksi.
- Lukisan, sebanyak 4 koleksi.
- Vespa, sebanyak 1 koleksi.
- Diorama, sebanyak 1 koleksi.
- Pahatan marmer, sebanyak 3 koleksi.
- Monumen persatuan pemuda, sebanyak 1 koleksi.
- Lampu gantung, sebanyak 2 koleksi.
- Maket gedung museum sumpah pemuda, sebanyak 1 koleksi.
- Duratran, sebanyak 3 koleksi.
- Buku saku KBI, sebanyak 1 koleksi.
- Pewarta IPINDO, sebanyak 4 koleksi.
- Naskah statemen perjuangan 66, sebanyak 90 koleksi.
- Statemen perjuangan 66, sebanyak 50 koleksi.
- Dokumen perjuangan 66, sebannyak 18 koleksi.
- Buletin KAPPI, sebanyak 60 koleksi.
- Dokumen Brigade Ade Irma, sebanyak 104 koleksi.
- Proses persiapan dan pelaksanaan musyawarah luar biasa dan up-grrading se-Indonesia, sebanyak 23 koleksi.
- KAPPI Djaja Menteng Radja, Djakarta, sebanyak 23 koleksi.
- KAPI Komisariat Diponegoro 80, Djakarta Raya, sebanyak 8 koleksi.
- Sambutan gubernur kepala daerah khusus ibukota Djakarta dalam memperingat “Brigadi Merah” Ade Irma, sebanyak 17 koleksi.
- KAPI Jaya Salemba Raya Djakarta, sebanyak 62 koleksi.
- KAMI pusat Djakarta, sebanyak 43 koleksi.
- Statemen angkatan 66 kesatuan AKSI di Jakarta, sebanyak 8 koleksi.
- Kesatuan AKSI "KAPPI" pusat Djakarta Utara, sebanyak 20 koleksi.
- Kesatuan AKSI buruh PN Sabang Merauke Djakarta, sebanyak 16 koleksi.
- Buletin KAMI kons Bandung dan Bogor Djakarta 1967, sebanyak 13 koleksi.
- KAMI Medan – Sumatera Utara, sebanyak 8 koleksi.
- KAMI konsultan – Yogyakarta, sebanyak 5 koleksi.
- Anggaran dasar KAMI, sebanyak 24 koleksi.
- Inventarisasi statemen angkatan 66, sebanyak 13 koleksi.
- Piringan hitam, sebanyak 1 koleksi.
- Piagam penghargaan Wage Rudolf Supratman, sebanyak 2 koleksi.
- Atlas sekolah jaman Belanda, sebanyak 1 koleksi.
- Sabuk Hizbul Wathan, sebanyak 1 koleksi.
- Bintang Mahaputra, sebanyak 1 koleksi.
- Replika biola Wage Rudolf Supratman, sebanyak 1 koleksi.
4. Tiket Masuk MuseumTicket Masuk Perorangan
Dewasa – Rp 2000,00
Anak-anak – Rp 1000,00Wisatawan asing- Rp 10.000,00Rombongan
Dewasa – Rp 1000,00
Anak-anak – Rp 500,00
5. Manfaat Didirikannya Museum
Museum mempunyai kaitan yang sangat erat dengan dunia pendidikan. Museum mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Museum menjalankan fungsi sebagai lembaga pendidikan non formal. T. L. Low dalam The Museum as a Social Instrument menyatakan bahwa satu-satunya tujuan museum adalah pendidikan dalam segala aspeknya.Museum menjadi sarana belajar tanpa mengambil peran guru. Museum, di mana di dalamnya terdapat benda-benda bersejarah dan benda-benda budaya, adalah salah satu media pembelajaran yang sangat penting. Dengan mengunjungi museum, pelajar tidak hanya melihat foto-foto seperti dalam buku, tetapi dapat memegang, mengagumi, dan bertanya tentang benda-benda tersebut.
5.
1. Nama dan Alamat
Museum Sumpah Pemuda
Jalan Kramat Raya No. 106,
2. Profil Museum
Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong [1].
Di gedung milik Sie Kok Liong ini pernah tinggal beberapa tokoh pergerakan, seperti
Sejak 1925 gedung Kramat 106 menjadi tempat tinggal pelajar yang tergabung dalam Jong Java. Mereka kebanyakan pelajar Sekolah Pendidikan Dokter Hindia alias Stovia[2]. Aktivis Jong Java menyewa bangunan 460 meter persegi ini karena kontrakan sebelumnya di Kwitang terlalu sempit untuk menampung kegiatan diskusi politik dan latihan kesenian Jawa. Anggota Jong Java dan mahasiswa lainnya menyebut gedung ini Langen Siswo.
Sejak 1926, penghuni gedung ini makin beragam. Mereka kebanyakan aktivis pemuda dari daerahnya masing-masing. Kegiatan penghuni gedung itu juga makin beragam. Selain kesenian, mahasiswa di gedung ini aktif dalam kepanduan dan olahraga. Gedung ini juga menjadi markas Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI), yang berdiri pada September 1926, usai kongres pemuda pertama. Penghuni kontrakan, dengan payung PPPI, sering mengundang tokoh seperti Bung Karno untuk berdiskusi. Para pelajar menyewa gedung itu dengan tarif 12,5 gulden per orang setiap bulan, atau setara dengan 40 liter beras waktu itu. Mereka memiliki pekerja yang mengurus rumah yang dikenal dengan nama Bang Salim.
Pemerintah Hindia-Belanda selalu mengawasi dengan ketat kegiatan rapat pemuda. Pemerintah memang mengakui hak penduduk di atas 18 tahun mengadakan perkumpulan dan rapat. Namun bisa sewaktu-waktu memberlakukan vergader-verbod atau larangan mengadakan rapat, karena dianggap menentang pemerintah. Setiap pertemuan harus mendapat izin dari polisi. Setelah itu, rapat dalam pengawasan penuh Politieke Inlichtingen Dienst (PID), semacam dinas intelijen politik. Rumah 106 ini juga selalu dalam kuntitan dinas intelijen ini, termasuk rapat ketiga Kongres Pemuda II.
Di gedung ini juga muncul majalah Indonesia Raya, yang dikelola PPPI. Karena sering dipakai kegiatan pemuda yang sifatnya nasional, para penghuni menamakan gedung ini Indonesische Clubhuis, tempat resmi pertemuan pemuda nasional. Sejak 1927, mereka memasang papan nama gedung itu di depan. Padahal Gubernur Jenderal H.J. de Graff sedang menjalankan politik tangan besi.
Kegiatan pemuda dialihkan ke Jalan Kramat 156 setelah para penghuni Kramat 106 tidak melanjutkan sewanya pada 1934. Gedung itu lalu disewakan kepada Pang Tjem Jam sebagai tempat tinggal pada 1937-1951. Setelah itu, gedung disewa lagi oleh Loh Jing Tjoe, yang menggunakannya sebagai toko bunga dan hotel. Gedung Kramat 106 disewa Inspektorat Bea dan Cukai untuk perkantoran pada 1951 - 1970.[3]
Pada 1968, Sunario berprakarsa mengumpulkan pelaku sejarah Sumpah Pemuda, dan meminta kepada Gubernur DKI mengelola dan mengembalikan gedung di Kramat Raya 106 milik Sie Kong Liangyang telah berganti-ganti penyewa dan pemilik kepada bentuknya semula. Tempat ini disepakati menjadi Gedung Sumpah Pemuda, tetapi usulan mengganti nama jalan Kramat Raya menjadi jalan Sumpah Pemuda belum tercapai.[4]
Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.[5]
3. Koleksi
Koleksi dari museum ini antara lain:
- Foto kegiatan organisasi pemuda, sebanyak 2.117 koleksi.
- Bendera organisasi, sebanyak 35 koleksi.
- Stempel, sebanyak 11 koleksi
- Biola Wage Rudolf Supratman, sebanyak 1 koleksi
- Patung dada tokoh pemuda, sebanyak 8 koleksi.
- Patung tokoh pemuda, sebanyak 11 koleksi.
- Perlengkapan pandu, sebanyak 9 koleksi.
- Jaket angkatan 1966, sebanyak 2 koleksi.
- Kursi, sebanyak 5 koleksi.
- Lukisan, sebanyak 4 koleksi.
- Vespa, sebanyak 1 koleksi.
- Diorama, sebanyak 1 koleksi.
- Pahatan marmer, sebanyak 3 koleksi.
- Monumen persatuan pemuda, sebanyak 1 koleksi.
- Lampu gantung, sebanyak 2 koleksi.
- Maket gedung museum sumpah pemuda, sebanyak 1 koleksi.
- Duratran, sebanyak 3 koleksi.
- Buku saku KBI, sebanyak 1 koleksi.
- Pewarta IPINDO, sebanyak 4 koleksi.
- Naskah statemen perjuangan 66, sebanyak 90 koleksi.
- Statemen perjuangan 66, sebanyak 50 koleksi.
- Dokumen perjuangan 66, sebannyak 18 koleksi.
- Buletin KAPPI, sebanyak 60 koleksi.
- Dokumen Brigade Ade Irma, sebanyak 104 koleksi.
- Proses persiapan dan pelaksanaan musyawarah luar biasa dan up-grrading se-Indonesia, sebanyak 23 koleksi.
- KAPPI Djaja Menteng Radja, Djakarta, sebanyak 23 koleksi.
- KAPI Komisariat Diponegoro 80, Djakarta Raya, sebanyak 8 koleksi.
- Sambutan gubernur kepala daerah khusus ibukota Djakarta dalam memperingat “Brigadi Merah” Ade Irma, sebanyak 17 koleksi.
- KAPI Jaya Salemba Raya Djakarta, sebanyak 62 koleksi.
- KAMI pusat Djakarta, sebanyak 43 koleksi.
- Statemen angkatan 66 kesatuan AKSI di Jakarta, sebanyak 8 koleksi.
- Kesatuan AKSI "KAPPI" pusat Djakarta Utara, sebanyak 20 koleksi.
- Kesatuan AKSI buruh PN Sabang Merauke Djakarta, sebanyak 16 koleksi.
- Buletin KAMI kons Bandung dan Bogor Djakarta 1967, sebanyak 13 koleksi.
- KAMI Medan – Sumatera Utara, sebanyak 8 koleksi.
- KAMI konsultan – Yogyakarta, sebanyak 5 koleksi.
- Anggaran dasar KAMI, sebanyak 24 koleksi.
- Inventarisasi statemen angkatan 66, sebanyak 13 koleksi.
- Piringan hitam, sebanyak 1 koleksi.
- Piagam penghargaan Wage Rudolf Supratman, sebanyak 2 koleksi.
- Atlas sekolah jaman Belanda, sebanyak 1 koleksi.
- Sabuk Hizbul Wathan, sebanyak 1 koleksi.
- Bintang Mahaputra, sebanyak 1 koleksi.
- Replika biola Wage Rudolf Supratman, sebanyak 1 koleksi.
4. Tiket Masuk Museum
Ticket Masuk Perorangan
Dewasa – Rp 2000,00
Anak-anak – Rp 1000,00
Dewasa – Rp 2000,00
Anak-anak – Rp 1000,00
Wisatawan asing- Rp 10.000,00
Rombongan
Dewasa – Rp 1000,00
Anak-anak – Rp 500,00
Dewasa – Rp 1000,00
Anak-anak – Rp 500,00
Museum mempunyai kaitan yang sangat erat dengan dunia pendidikan. Museum mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Museum menjalankan fungsi sebagai lembaga pendidikan non formal. T. L. Low dalam The Museum as a Social Instrument menyatakan bahwa satu-satunya tujuan museum adalah pendidikan dalam segala aspeknya.
Museum menjadi sarana belajar tanpa mengambil peran guru. Museum, di mana di dalamnya terdapat benda-benda bersejarah dan benda-benda budaya, adalah salah satu media pembelajaran yang sangat penting. Dengan mengunjungi museum, pelajar tidak hanya melihat foto-foto seperti dalam buku, tetapi dapat memegang, mengagumi, dan bertanya tentang benda-benda tersebut.

